Closer to Mbok Ijum, galeri foto disaat PSBB

Halo temans, ahkir ahkir ini apa yang gw rasakan mungkin juga teman teman rasakan.

Kapan bisa normal lagi? Kapan bisa kerja normal lagi? Kapan dagangan rame lagi? Kapan bisa ketemu temen temen lagi?.

Menyebalkan memang, harus dirumah terus, sebagian kita ada yang pendapatannya berkurang bahkan banyak yang ancur ancuran, ga bisa mudik, ga bisa turing, dan banyak kegiatan lainnya yang harus dilarang karena virus bangs*t ini.

Selain harus tetap menjaga kondisi tubuh dengan sebisa mungkin mengkonsumsi makanan & minuman sehat, kita patut bersyukur Tuhan masih memberikan nafas hidup, gw berdoa buat semua kita bisa survive dan bertahan melewati masa masa sukar ini. Nah back to topic, setelah kemarin gw sempat membahas soal Inazuma, kali ini ada beberapa foto si Mbok Ijum yang lagi bergaya. Jadi beberapa hari yang lalu, pulang isi bensin, karena waktu masih panjang ke buka puasa, jalanan sekitar komplek sepi banget, bisa kita blocking buat dipakai foto foto. Tadinya mau ngajak temen temen lainnya, cuma daripada dibubarin pol PP mending inazuma sendiri aja deh. 😂 Semua foto ini diambil menggunakan Fujifilm XT20 menggunakan lensa manual 25mm f1.8

Berikut spek (sejauh ini, bulan 5 tahun 2020)

Suzuki Inazuma 250

Mesin : 250cc SOHC masih ori ri ri ri.

Stang : Baplang, XJ900 diversion

Windshield : variasi versys 250

Windshield extention : GBOO

Spion : variasi versys 250

Handguard : accessories Vstorm 650/1000

Ban : IRC 110/80 (depan), 140/70 (belakang)

Sidecase : Givi v35 italy

Bracket : custom by Parjo autogarage

Tambahan mata kucing di shockdepan

Mika sein orange

Wishlistnya masih ada beberapa lagi, ada yang sudah beli belum terpasang, ada yang masih di awang awang.

Monggo dinikmati posenya Mbok Ijum.

Menurut teman teman, kurang apalagi kah? Aseli, rencananya Mei-Juni ini tadinya gw & istri hendak piknik motoran ke tanah Pariaman, Bukittinggi, SawahLunto dan sekitarnya lah, kalau bisa kita sekalian ke Toba & Takengon lanjut ke Sabang. Motor ini udah mendekati kondisi fresh-nya. Seal shock, pelumas, dll dalam kondisi baru diganti. Sayang harus diundur entah sampai kapan.

Semoga kita bisa survive ya. sampai ketemu di garis finish PSBB teman teman! Stay save!!!

SUZUKI GW250J POLICE, ketika Inazuma jadi favorit Pak Polisi

Halo temans, setelah kemarin kita bahas pengalaman jangka pendek soal memelihara Inazuma, kali ini kita coba mendalami sesosok Inazuma yang “aneh“. Kenapa Aneh? Inazuma ini berfairing, dominan warna putih dengan tambahan bagasi di bagian belakang. Type apakah ini?


Yups ini adalah SUZUKI GW250J, sebuah trim inazuma yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan aparat law enforcement dalam menangani tugas kesehariannya. Di negara asalnya, Motor ini banyak dipakai untuk tugas penegakan hukum & pengawalan dalam kota. Kalau lihat fotonya, aseli keren banget cuy. Gagah!


Lantas apa bedanya dengan GW250 Inazuma kita? Bedanya terletak pada half fairing yang berfungsi untuk menghalau angin dari depan, sehingga sang Officer tidak merasa cepat lelah dalam penugasannya. Yang kedua tentu stang/ Handle bar yang menggunakan type stang tinggi, ini menurut gw kuncian nyamannya Inazuma. Stang yang bikin badan tegap ga mudah lelah! . Geser dikit ke holder kanan kiri, nah semakin kelihatan deh betapa spesifiknya motor ini diciptakan untuk apa. Instrumen komplit berikut tombol tombol khusus lampu rotator, hazard, & sirine yang mudah dioperasikan tersedia di GW250j.



Box kanan kiri & belakang pun sudah include dalam set up standar bawaan motor ini. Kalau buat isi jas hujan, baju ganti & surat tilang sih lebih dari cukup. Lampu lampu strobonya ditata sangat menyatu dengan desain box belakangnya. Sangat industrialis! Crashbar depan belakang terlihat manis dengan finishing chrome-nya. Bentuk seperti ini tentu saja dibuat demi keselamatan Officer nya dalam menangani setiap penugasan, bukan dibuat asal asalan hanya demi ke-estetisan motor tersebut.




Dengar dengar, ada beberapa unit GW250J berkeliaran di Indonesia dan spesialnya kondisi full paper loh! Wah, collector item banget nih buat suzuki lovers! Asal jangan pakai sirbo-nya semena mena yah. Gw penasaran kenapa Suzuki Indonesia ga masukin motor ini buat Kebutuhan polisi/dishub kita ya?

Sumber foto :
pakwheel, google, facebook Group ION Id.

SUZUKI INAZUMA 250 – short term Owning Experience

Siapa yang tak kenal Brand Motor Suzuki? Anak remaja era 90an ahkir – 2000an pasti sangat familiar. Pada kalanya dahulu, Suzuki berjaya sebagai “obat dukun” para Pemuda menaklukan riuhnya dunia. Otomatis keren jika melenggang diatas Satria R, FXR, Shogun series dan kawan kawannya. Ketika Thunder 250 release pun, gw mengaguminya sebagai motor macho yang entah kenapa kalah bersaing dengan flagship GL seriesnya Honda.

Waktu berlalu dan Gw mulai kembali hunting Suzuki kembali. Setelah beberapa tahun kesana kemari dengan Suzuki UH200 Burgman, kok ada ruang hampa di hati. Kangen rasanya “gagah gagahan” ala motor kopling. Dari 3 buruan utama yaitu ; Suzuki Satria R, Thunder 250, & Inazuma 250. Fakta lucunya adalah, Inazuma masuk pada opsi terahkir. Namanya motor klangenan, mungkin akan keluar untuk riding santai/turing. Ga akan dipakai harian. Karena ingat lelaku turing yang gw gemari, satria R ahkirnya dicoret. Mengerucutlah antara Thunder & Inazuma. Setelah browsing kesana kemari, keluar masuk grup facebook & forum, baca baca Blog Mas Vandra Monkeymotoblog, finally, Inazuma terpilih. Motor berbobot 220kg ini punya suara bulat, knalpot dua biji, dan tongkrongan “BKing” bikin ga bisa tidur berhari hari. Mesin yang katanya lelet, sparepart mahal & susah, brand suzuki yang gitu, bodo amatlah!! Tinggal cari buruan. Cuss…

Ahkirnya dapat satu ekor di Bekasi dengan harga yang affordable, bayar lunas & langsung towing ke Cilegon hari itu juga. Kondisi exteriornya masih bagus, ban harus ganti karena ukuran yang super ngawur (kekecilan, dapet info dari driver towing kalau sebelum dikirim ban sempet diganti dari battlax ke corsa ukuran ngawur ini, its oke lah,urusan itu biar urusan seller sama Tuhan yang maha esa), stang fatbar yang enggak banget riding positionnya (yang ahkirnya gw jual se-raiser raisernya), plus pelumas yang ga sreg kalau ga gw ganti.

Selisih beberapa hari, ditemukan coolant radiator meledreh ke leher knalpot. Alamat ada yang bocor ini. Langsung calling Om Welly, owner Kharisma Motor Depok, “tenang Om, beliin thermostrat baru, beres itu. Trust me…” Langsung order, dateng langsung minta Parjo dari Parjo Autogarage Cilegon bantu pasang & voila!! Solved Gan! Ternyata oleh pemilik sebelumnya, thermostrat ori dicabut, ini yang bikin sealnya ndak kuat nahan laju coolant & merembes kemana mana. Hmmm… Buat apa sih copot copot thermostrat? Buat kalian bakal gw sertain kontak bengkel rekomendasi gw diahkir tulisan ini.

Sempet dipakai beberapa kali, riding sore santai, eh tiba tiba mesin pincang! Sekali lagi, Om Welly selalu punya solusi.  “Coba Om, itu koilnya mati sebelah. Dilihat mana yang pincang… Ganti koilnya Om, nanti saya pandu by phone deh” oke sip. Dicek ternyata koil silinder sebelah kanan. Beressss! Mesin enak kembali. Kilometer masih 30.000an, ganti oli shell 10w40, busi juga, uenakkk pol…


Saatnya ganti Ban, pilihan jatuh ke OEM tire nya aja deh. IRC ukuran 110/80 buat depan & 140/70 buat belakang. Agak nyesel juga sih, kenapa ga sekalian gedein dikit yang belakang jadi 150 atau 160/60 gitu. Cuma kata Cang Udin dari Udin Motor Cipinang, ukuran standar aja, selain awet ya biar ga nyiksa gear & mesin nariknya berat. Okesip! Ncang Udin juga yang ganti Komstir depan pakai Komstir Bambu. Dari Jakarta ke Cilegon buat ngurusin 2 kebo gw. hahaha… U r mamennn… Handling udah enak, kok kaya ada yang kurang ya…


Inget pernah beli minyak rem DOT4 prestone waktu IIMS2019, minta tolong Parjo buat nguras semua minyak rem & refill kembali. Gak lupa, biar rem pakem, kita ganti kampas rem depan belakang merk Daytona sekalian dari Om Welly. Mesin enak, ngerem enak, tinggal koreksi riding position plus pasang bagasi samping & belakang biar disangka Kang Somay!!! Yeps, haters keep sayin, who cares? 😂

Hunting segitiga atas dari grup Inazuma di facebook. Dapet! Harganya lumayan tinggi tapi worth it. Stangnya juga dapet online (mirip stang yamaha XJ900 Diversion), pun Box, windshield dll-nya dapet di facebook. Hahaha… Gw memutuskan untuk menjodohkan motor ini dengan Givi V35 italy, kayaknya cocok gitu. Sebenarnya ada givi e45nj italy juga nganggur di gudang, tapi kayaknya terlalu lebar deh, skip! Tadinya hendak dipakai jadi topcase, sebelum endingnya dijual. #teamcuancuanclub


Setelah jadi, cakep euy (buat gw ya). Ruh asli si inazuma aka gledek ini makin keluar. Dia memang ga sharpy bengis ala ala MT atau Z series, kalem tapi bakal killing you slowly lah, siap mengantar majikannya kemanapun & kapanpun, Hahaha… Riding position udah tegak (mirip GW250J Police), mesin oke, busi sekalian ganti baru, oli ganti lagi pakai SGO, mika lampu sein gw cat candy orange biar manis aja, ngomongin pay attention to detail, gw juga pasang mata kucing bulat di shockdepan buat safety dan gaya. Yes, bergaya is a must!


duh ga sabar bawa dia kabur agak jauhan sama istri. Istri termasuk pemilih soal jok pillion, & jok injum ini zero complain! Oh iya, gw order handguard plastik asesorisnya si DL650/1000 alias vstorm dari negri china, ya not bad lah dipasang di ijum. Tadinya order ke Suzuki Sunter soal Handguard SGA nya Vstorm 650 & barangnya ternyata sold out, bukan buat ngelindungin stang & handle rem/kopling sih tujuan utamanya, lebih ke menjaga “kehangatan” tangan gw pada malam hari, apalagi kondisi dingin & hujan. Ampoonnn… spion orinya gw wrapping rapi di gudang, fungsinya supaya diganti oleh spion OEM Versys X saja… Eman kalau jatoh, harganya nampol. 😂



Nah next bakal kita pasang half fairing GW250j police, bracket & topbox, kebetulan ada givi e43 & e45 +backrest nganggur, repaint velg, bikin crashbar, ganti bohlam lampu ke LED, pasang spotlamp (minimalis), upgrade jok pakai latex, finishing touch & ready to go!!! Tadinya 2020 bakal jadi edisi island hopeping ke dua keliling pulau sumatera setelah 2019 bermotor ke Timor Leste. Belum tau deh. Kita tunggu perkembangan virus kampret ini.


Btw pada awalnya inazuma alias Mbok ijum ini mau gw biarkan kondisi standar aja, tapi yaaahh bawaan tangan gratak & BM (banyak maunya) karena sebagian besar dari list barang barang diatas adalah most wanted list waktu gw masih sangat amat terbatas kemampuan membelinya (baca:kere hore) dahulu kala. In the end, setiap sesuatu ada masanya. Nanti adakalanya tampil klimis standar (kalau ndak keburu sold)

Untuk artikel selanjutnya kita bakal bahas motor ini secara longterm yah. Apakah masih layak dipelihara tahun 2020 ini? Atau… 

Nah jadi bagaimana kesimpulan memelihara Inazuma dalam waktu pendek ini?

1. Soal naikan atau orang Italy bilang “Tumpakan” Inazuma terbilang cukup nyaman. Hanya perlu sedikit koreksi di stang yang menyesuaikan postur tubuh kita. Jok empuk, shockbreaker empuk, mesin responsif buat stop & go. Memang bukan dewa ngebut di kelasnya, tapi buat keperluan riding dekat/jauh sudah lebih dari cukup. Secara dimensi juga tidak intimidatif bagi teman teman yang baru naik kelas dari 150cc.

2. Soal sparepart, entah kenapa dimanapun gw berinteraksi dengan sesama anak motor, pasti urusan sparepart menjadi topik utama jika sudah membicarakan merk satu ini. Sparepart Inazuma cukup banyak dijumpai kok, ga sehoror rumor yang beredar, salah satunya yang paling komplit silahkan hubungi Om Welly yang kontaknya gw cantumin di bawah. Rekomendasi! Kirim kirim pun amanah.

3. Resale Value, ya tetaplah, namanya juga orang Indonesia, resale value perlu jadi bahan acuan. Buat gw beli barang hoby jangan pernah pake duit panas. Selalu duit dingin. Santai aja. Akan naik harga jual pada waktunya nanti (gw pernah beli pulsar220 7juta, dan laku 18juta) Coba saja lihat kakaknya si GSX250 aka thunder 250. Berapa sekarang? Cukup wow. It’s all about timing brader, selama belum naik/ada yang nawar “layak” yaa dipakai dinikmati dulu saja. Motor ini gak akan cocok buat kamu yang masih mendang mending.

4. Cocok buat batu loncatan ke 500cc up. Kenapa gw bilang cocok? Secara bobot, motor ini 220kilogram. Cukup berat buat motor 250cc. Belum lagi dimensinya yang panjang, hampir sama kaya Burgman gw. Selain itu juga soal pajak & maintenance, biar kita ga jadi orang yang kagetan. Beli kampas rem sgp burgman bagian belakang itu 850ribuan, hal yang kurang lebih sama di Inazuma. Pajak under 1juta sedikit lah. Nah, kalau naik kelas ke 500cc up, kita sudah biasa keluar cost yang lumayan besar. Jangan sekali kali bandingin harga part sama Revo Koperasi ya! (Gw juga pakai Revo buat sehari hari, I love what Honda say as a miracle engineering moped)


FYI yah, motor ini ga dijual, NOT FOR SALE kalau HARGANYA GAK COCOK. hiyaaa hiyaaa hiyaaaa… Dengan kondisi nyaris mint seperti sekarang, wani piro… Hahaha… Sampai disini dulu ya. God bless!

Thanks to :

Om Welly Kharisma Motor Depok (spesialis part & workshop suzuki & big bike) (081316049399)
Om Udin Cipinang (spesialis suzuki & all brand big bike & maxy scooter, bisa home service) (+6281398779417)
Parjo Autogarage Cilegon (spesialis upgrade lampu mobil & motor, bracket lampu, box, dll) (+6281298225244)

ISLAND HOPE(e)PING2019 : Lombok, sedari Mataram sampai puncak Sembalun

Kami menginap di penginapan sederhana namun murah (bagaimana ini bahasanya hahaha) dipusat kota Mataram Lombok ,rekomendasi dari sahabat kami, Kak Lila. Sebelumnya kami sempat berjumpa dengan Bang Utam (Rustam Rizal) kawan lama yang sejak lama kecanduan bermotor edan edanan, hobbinya riding di tempat antah berantah dari malam sampai malam lagi, gw sih tobat. Bang Utam, sapaan akrab gw kepadanya, sekarang bekerja di Sebuah Hotel besar dekat bandara Internasional Lombok, ajakan minum seteguk dan makan siang free (tolong di garis bawahi kata free) nampaknya sulit untuk ditolak musafir seperti kami. setelah berjam jam penuh dengan chit chat dan mulut kami tak berhenti mengunyah, kami pamit.

DCIM100MEDIA

Jalanan di kota Mataram nampak lengang dan mulus, si Buntel melaju dengan cukup kencang siang itu, toh gw ternyata juga lagi masuk angin, badan demam tinggi dan perut mual, kepala ampun pusing banget, rasanya penting sekali jika badan ini lekas terkena guyuran air hangat dari shower dan rebah di kasur empuk, didalam kamar berpendingin udara. oh Tuhan, nikmat! Sore itu kami menyempatkan keluar untuk mencoba nasi pedas, khas Lombok didekat rumah sakit (yang namanya gw lupa) lumayan terjangkau dan rasa rasanya familiar banget di lidah, mirip nasi rames dengan sambal extra. Telpon gw berdering, Kak Lila menghubungi kami, bahwa nanti malam akan mampir sebentar untuk chit chat katanya, kenyataannya adalah Kak Lila membawa sekeranjang buah buahan dan menawarkan (atau memaksa, lebih tepatnya) untuk memijat/mengurut gw dan istri, kebetulan beliau adalah ahlinya ahli kalau soal urut & pijat (termasuk pijat bayi), strongly recomended loh! praise the Lord, malam ini kami sangat merasa terharu, jauh dari rumah, tapi serasa seperti dirumah, ya pertemanannya, ya obrolannya, ya perhatiannya. terimakasih kak Lila! that night was well spent!

DSCF3292 (Medium)

DCIM100MEDIADCIM100MEDIA

beberapa hari setelahnya kami berencana untuk menggeser posisi dari Mataram ke Sembalun, sebuah daerah berhawa dingin di kaki gunung Rinjani, Kak Lila sepertinya akan menjadi guide kami kali ini. perjalanan dilanjutkan. jalanan dari Mataram ke Sembalun memakan waktu kira kira 4-5jam santai, didominasi jalanan lurus dan ramai mobil mobil besar, maklum ini adalah jalan nasional, jadi dari Bali menuju Sumbawa dan sebaliknya, memang lewat sini. Kak Lila nampaknya punya bakat terpendam menjadi pembalap underbone/moped. kami selalu ketinggalan dibelakang, padahal kami diatas 200cc dan Kak Lila 110cc. tapi yaaaa muatan memang berpengaruh hahaha…

DCIM100MEDIADSCF3273 (Medium)DSCF3286 (Medium)

Keseruan dimulai ketika kami memasuki daerah Taman Nasional Gunung Rinjani. Kesan angker, namun anggun, mayestik banget! sisa sisa dampak gempa hebat yang sempat mengguncang Lombok masih tersisa disini. Gunung Rinjani pun masih ditutup untuk pendakian umum. Kami sangat menikmati waktu di Sembalun, a jewels on a top of Lombok. kalian harus, harus kesana!

DSCF3320 (Medium)DSCF3323 (Medium)DSCF3283 (Medium)

selanjutnya… Sumbawa!!! sebuah Negri surealis di selatan Indonesia!

ISLAND HOPE(e)PING2019 : BALI – LOMBOK : mulai meloncat sendirian

Bali selalu membuat kami terpesona, meskipun ini bukan pertama kalinya berkunjung dan menikmati suasana Pulau Dewata. Beberapa hari di Bali kami mengikuti kegiatan turing ulang tahun burgmanian Indonesia. kini saatnya, memulai pengembaraan kami yang sesungguhnya, berdua, diatas pelana sebuah skuter… (lalu musik epic* bergema)

DCIM100MEDIA

IMG_20190817_135539

Tapi ternyata ketika last minute kami akan berangkat, salah satu kawan kami di Burgmanian Indonesia ikut “keracunan” untuk ke Lombok. Singkat cerita, Om Jo & istri merubah schedule penerbangan dan hotel di Bali, untuk kemudian turut serta bersama kami menyebrang ke Lombok. Hari semakin siang, kami bertolak dari kawasan Denpasar menuju Pelabuhan Padang Bai di timur Bali. Jalanan tampak lengang dan “si Buntel” dapat dipacu hingga 120kpj dengan santainya disini. setelah mengisi tekanan udara di roda dan bensin penuh di tangki, perjalanan kembali dilanjutkan. Tadinya beberapa kawan Burgmanian akan melepas kami secara simbolis untuk menuju ke Lombok. Tapi karena kami sudah “kebelet” nyebrang, kok nungguin teman teman dari Kintamani ke Padang Bai bakal makan waktu lama. so yes! Kami langsung nyebrang ga pake L (lele! eh lama ) !!!

IMG_20190817_154142IMG_20190817_154200

 

Kapal berangkat sore hari, pelayaran kapal RORO (roll on roll off) ini memakan waktu sekitar 4 jam lamanya. Tujuannya adalah Pelabuhan Lembar di Lombok barat. Hampir sepanjang pelayaran, aku bersantai saja di luar ruangan penumpang, persis di belakang ruang kemudi nahkoda. Angin berhembus sangat kencang, tapi pemandangan laut biru dan beberapa gugusan pulau kecil tampak sayang jika dilewatkan. Terimakasih untuk jaket & sepatu Consina, menjaga badanku tetap hangat ditengah angin kencang selat Lombok. tepat ketika malam datang, Kapal bersandar di Pelabuhan Lembar.

Sedari Lembar, kami memutuskan untuk bermalam di kawasan Senggigi, Lombok Utara. Jalannya cukup bagus. hanya saja penerangan jalan dekat pelabuhan yang masih kurang. lagi lagi “si Buntel” kupacu agak kencang. 100-120Kpj di jalur Lingkar Lombok. sampai keluar ke arah Senggigi. mengingat kami riding dari pagi (berkeliling Denpasar) maka mata dan refleks badan nampaknya sudah sampai pada titik lelahnya. Ditengah jalan kami menyantap pecel lele dan ayam di sebuah warung makan khas Lamongan. Penginapan tinggal 12 Kilometer lagi. gaspol!!!

DCIM100MEDIA

IMG_20190817_220756

Penginapannya cukup baik dan manusiawi untuk harga 200-300ribu rupiah saja permalam. Nah, untuk kejelasan akomodasi dan rute, tunggu saja pembahasan komprehensifnya di Buku ” island hop(e)ping” kami nanti. Kami sedang merencanakan untuk membuat sebuah buku dengan bahasa yang ringan soal perjalanan ini.

 

Keesokan harinya, gw dan istri terbangun agak pagi dari biasanya. ketika gw ketuk pintu kamar Om Jo, nampaknya dia masih terlelap tidur. yasudah ahkirnya gw dan istri cari sarapan dulu, sambil naik ke arah tikungan Malibu. Kami menemukan warung makan pinggir jalan dekat hotel dan perut kenyang dengan menu Nasi Campur khas Lombok!. Matahari mulai naik ketika kami meninggalkan hotel untuk memutar (lagi) ke arah malibu dan kembali ke kota Mataram. Aku mulai merasa perut ini sudah mulai berirama tidak teratur, tanda bahwa jam makan siang seharusnya sudah tiba. Kami melintas di daerah Loag Baloq ketika tiba tiba Om Jo menghentikan burgmannya persis didepan penjaja ikan asap. ” kita makan disini yah!.. saya udah lama janji ke istri pingin makan ikan asap ini dari lama..” teriak Om Jo. okelah, sebagai manusia yang anti amis amis (maaf bagi seafood lovers!) gw rasanya agak kurang setuju dengan ide ini. Cuma istri bilang kenapa enggak dicoba. Ikan asap sepertinya ndak amis. baiklah, 3-1. gw kalah.

 

dan ternyata rasanya…… biasakk!

 

kidding.. ini enak pake banget. bener bener ga berasa amisnya. dagingnya itu loh. aduh, dicocol sambel khas Lombok, tambah joget lidah dan ginjal gw. nasi nambah, plecing terong nambah, couldn’t be better than this! uenak banget. Harganya lumayan ramah di kantong. Ya untuk urusan panganan Ikan yang terkenal mahal di Cilegon tanah air beta, ini murah pake banget! Lanjut!

DCIM100MEDIADCIM100MEDIADCIM100MEDIA

Kita sepakat untuk berolahraga sedikit berputar putar mengunjungi desa Sasak Sade, sebuah desa tradisional arah Kuta Mandalika. Memang tujuan ahkir perjalanan hari ini akan berahkir di Kuta Mandalika. Sebuah kawasan pariwisata khusus yang sering gw dengar dari khalayak ramai di (lagi lagi) Cilegon tanah air beta. back to the journey!! *sambil nunjuk nunjuk leptop… Perjalanan dari Kota Mataram ke Desa Sasak Sade tidak terlalu lama. kira kira satu jam saja kami sudah parkir didepan kawasan desa tersebut. Nampaknya, pengelolaan Desa ini sudah rapi, ada penjaga tiket masuk (dengan tarif seiklhasnya) juga Guide Guide lokal yang siap mengantar dan menjelaskan soal keunikan desa ini ( tentunya dengan imbalan yang seiklhasnya juga ) dalam hal ini, gw fully di traktir Om Joe. hahahaha tengkiu Om Jo! moga makin rame proyeknya *eeh… kita masuk kedalam rumah rumah tradisional khas suku Sasak. Jujur gw kurang nyaman dengan aromanya, dan benar saja ketika Mas Guide njelasin soal bahan material apa yang digunakan untuk melapisi tanah liat dan telur sebagai bahan dasar lantai, yaitu.. (jeng jengggggggg) kotoran dari brader brader sapi yang masih hangat. iya, eek sapi mamen. dengan maksud agar lapisan dasar tadi tidak retak dan pecah. Gw ga tau penjelasan ilmiahnya bagaimana, tapi tradisi ini sudah turun temurun lama banget, lebih lama daripada hati lo ngarep dia kembali.. *eyaaaaaakkkkkkkk

Puas menyaksikin, eh menyaksikan Adat dan Budaya suku Sasak, tanpa berlama lama lagi (karena aroma telek sapinya kok perasaan ngikutin idung gw) ahkirnya kita meneruskan perjalanan ke Kuta Mandalika yang semenjak tahun 2017, kawasan ini sudah diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang nantinya bakal ada gelaran MotoGP disini juga (seenggak enggaknya, Burgman gw udah pernah ngaspal duluan dimari sebelum si markes & rossi, mwuehehehe) . Perjalanan didominasi oleh jalanan lurus dan sedikit berkelok, dengan aspal halus yang memaksa kami untuk membejek (apa bahasa indonesia dari membejek?) membetot gas skuter ini sampai 110an Kpj, ngebut tapi harus tetap heart heart (hati hati). Di ahkir sore hari ini, kita menghabiskan waktu untuk tetap teduh di kafetaria persis didepan pantai, Om Jo meneguk kopi hitam murni (istilah perkopiannya apaan sih?) sementara gw cukup puas dengan sebotol Bir kebanggaan anak negeri, Bintang, yang bukan sinetron, sementara para isteri rempong cari penginapan ( biarkan ahlinya bekerja) . Sunsetnya bakalan epic kayaknya nih… lessgouw…

 

 

 

 

 

 

Besok kita akan santai di Kota Mataram, bertemu sahabat baru yang mirip malaikat. siapa dia? tunggu blog selanjutnya. *nyetel lagu panbers

ISLAND HOPE(e)PING 2019 : Malang – Bali : tak pikir deket!

Hola. kami beranjak dari Batu menuju Banyuwangi, sebuah kota di ujung timur pulau Jawa. Kulihat peta, aman! “Deket kok. 200kilometeran…” Kututup googlemap dengan penuh semangat. Ini menjadi moment pertama untuk berkendara sepanjang hari di perjalanan ini. Yippiiii! Cuaca cerah dan roda “si buntel” pun bergerak menjauh dari Kota Batu.Awan berarakan terlihat dibalik windshield, “tenang, bakal adem nih…” Kataku. Tanpa sadar aku menaruh jas hujan di posisi paling bawah, sebawah bawahnya dibawah barang bawaan yang lain. Memang, manajemen barang bawaan yang baik & tepat sangat membantu kita “loading & unloading” di sepanjang perjalanan. Hal ini akan kubahas secara terperinci di artikel terpisah. Jalurnya cukup berkelok dan mayoritas menurun, aspal terlihat baik dan hanya sedikit bagian saja yang bergelombang.Tak terasa sudah setengah perjalanan, bokong berasa semriwing kebas kebas sedikit, si buntel menenggak pertalite kembali. 70.000rupiah sukses berubah menjadi bahan bakar cair dari fosil dinosaurus tersebut ( ngomong ngomong oot dikit, kalau dulu Dunia jaman flinstone sudah mengenal investasi, maka anda akan cukup kaya jika sudah punya 50 sampai 100 ekor brontosaurus, belum lagi kalau terus beranak. Mengingat harga minyak mentah ekstrak fosil cukup stabil sekarang ini. Anda hanya butuh bertahan hidup ribuan tahun untuk merasakan momen BEP/balik modal dan cheers bersama uncle Hotman Paris dengan selir selir rupawatinya di Finns Bali ) hahahaha.. oke kembali ke topik dimana hidayat tidak ikut. (apa lagi ini)

Setelah menyantap soto lamongan, kami regrouping dengan rombongan kecil Burgmanian Indonesia yang start dari Surabaya. Motor ditowing Jakarta-Surabaya sementara rider & boncengernya naik kereta Eksekutif gambir-pasar turi. Kami berhenti sejenak untuk makan siang (lagi) di sebuah rumah makan khas jawa timur sebelum Baluran. Langit diatas kami nampak cerah tanpa noda kusam sekalipun. Apakah ekstrak kulit manggis begitu kuat khasiatnya? Terimakasih mastin! (Maafkan ke-oot-an ini) Maghrib datang ketika kami tiba di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Istirahat dan kemudian maghriban, kami ahkirnya menyebrang ke Gilimanuk, Bali. Menurutku kapalnya so so. Ndak bagus banget seperti Merak-Bakauheni, tapi tidak se-chaos Padang Bai-Lembar. Beristirahat ke dek penumpang, merapat di Gilimanuk sekitar jam 9 Malam, regroup lalu berkendara selama beberapa jam sampai di Denpasar. Pukul 2 dini hari, ahkirnya tiba di Kuta. Mandi air hangat lalu tidur! Zzzzz Selamat pagi Bali! Suzuki Kuta sudah membuat rangkaian acara penyambutan untuk Ulang tahun Burgmanian Indonesia. Meskipun mata ini masih sangat pedas, rasa rasanya masih kalah dengan semangat berkunjung ke sana sini disekitar Bali. Rombongan melanjutkan acara menuju pantai Melasti. Jujur saja, aku bukan tipikal pengendara yang nyaman dalam group riding skala besar, entah mengapa. Oleh karenanya aku lebih memilih untuk santai di barisan paling belakang, yang pada ahkirnya malah lebih banyak speeding asik kejar kejaran (aku yang ngejar) dengan kawan user Burgman 650 warna merah. Hari ini ditutup dengan makan malam di kawasan Ubud, yang ownernya juga masih member Burgmanian Indonesia chapter multistrada-nian (ya karena sekarang motornya Ducati Multistrada DS). Aku sempat ngetest sebentar, dan rasanya aduh…. Bikin nganu.

The one and only Multistrada type S in Indonesia

Sebenarnya di Burgmanian banyak yang sudah selenco (ganti) motornya, karena Burgman sudah stop dipasarkan PT SIS.Well, aku sebenarnya sudah tidak sabar untuk menyebrang ke Lombok. Oh my…

ISLAND HOP(e)PING2019 DAY02 ; Bertemu sahabat baru, berteduh di Kota Batu

Pagi hari setelah hampir 14 jam kami diatas KA. Gajayana, surya menyingsing sebelum Malang. Kami terbangun ketika para pramusaji berkeliling menjajakan makanan juga minuman. Beberapa kursi penumpang sudah kosong karena turun di beberapa stasiun sebelumnya.Turun di stasiun Kota Baru Malang, kami di jemput oleh Om Iwan GBOO Toys Malang. Mobil melaju dengan pasti ke Daerah Sawojajar. “Mas, ini ke berapa kalinya ke Malang?..” tanya Om Iwan. Aku yang polos ya berkata bahwa ini kali pertama kami ke Kota Malang. “Hah?!! Woalah…” Sontak kaget Om Iwan. Yups kami memang baru pertama ini ke Malang. Sebuah kota nan sejuk di selatan Jawa Timur. Om Iwan-lah yang mengurusi kedatangan si “Buntel” motor kami ketika turun dari ekspedisi, Beliau juga yang kami repotkan untuk segala informasi jalur & rute seputaran Jawa Timur. Setelah sarapan, kami mulai menyetel ulang baseplate untuk givi e43, karena sebelumnya aku kekeuh pakai givi e45nj itali ku, ladalah last minute sebelum berangkat, GIVI INDONESIA menyetujui proposalku (yippiiiieeee) sementara motor sudah on the way ke Malang.Berpamitan kepada tuan rumah, kami bablas menuju Kota Batu Malang. Semakin naik, semakin dingin. Kami menginap di penginapan “ramah kantong” bernama “sahabat backpacker 3″ dengan rate 120.000 per malam. Ya Kami berfikir nanti saja sedikit hedon ketika dapat private cottage pinggir pantai sekalian honeymoon beberapa hari. Kenapa tidak? Nah sisanya, kami mengatur supaya Budget tetap on the track. Menjelang sore, kami mengunjungi “Museum Angkut” yang isinya WOW. Aku ketemu motor impianku, BMW r90 didalam. Suatu hari, aku ingin sarungan saja sambil nyeruput kopi hitam dan nyawang motor motor seperti ini. Hahaha…. Istriku tampak antusias foto sana sini, video sana sini sepanjang tour ke museum ini. Kemasannya modern, rapih & bersih, informasinya menarik, sehingga pengunjung dapat betah berlama lama didalam.Esok hari kami akan berkendara sejauh 200kilometer menuju Baluran untuk kemudian bisa bergabung dengan rombongan Burgmanian Indonesia menuju Bali. God lead our way. Amen!Kami sangat berterimakasih pada Om Iwan GBOO yang sudah sangat baik dan tulus membantu kami dalam perjalanan ini.This journey possible byGIVI INDONESIACONSINA INDONESIAFUJIFILM INDONESIASUZUKI INDONESIA

ISLAND HOP(e)PING2019 : Day01

Tuhan yang maha pengasih, ijinkan kami belajar untuk berani mengembara, melihat, mendengar serta merasakan Indonesia dengan cara ini. Ijinkan kami merelakan apa yang ada dibelakang kami, baik atau buruk dan memulai setiap harinya hanya dari karunia-Mu saja. Amin…

Memulai setiap hari dengan harap disetiap doa tentunya menjadi kekuatan yang besar bagi kita untuk bisa menuntaskan segala hal dengan sebaik-baiknya, apapun hasilnya hanya Tuhan yang menentukan. Manusia kan hanya bisa berusaha, betul kan? Begitu juga dengan kami. Hari ini seperti hari hari biasanya, yang membedakan hanya harapan untuk bisa menjangkau Malang, tidak ketinggalan kereta, juga sanggup mengemas barang bawaan seminimalis mungkin.

Moda transportasi yang kami pilih pada ahkirnya adalah ; Cilegon – Jakarta (menggunakan Bus umum) – Malang (menggunakan kereta api). Dari Cilegon persis jam 12 kami memesan taksi menuju pertigaan TOL Cilegon Timur, lalu langsung naik ke bus primajasa jurusan merak-Tj. priok. Sebenarnya kalau hanya trip reguler, kami tidak akan kelimpungan. Kali ini aku dan istri harus membawa 4tas (termasuk perlengkapan dokumentasi & 2 helm givi) dan 1 topcase Givi e43 pemberian GIVI INDONESIA. oh iya, di perjalanan ini kami didukung oleh beberapa sahabat sahabat kami, ada GIVI INDONESIA, CONSINA INDONESIA, FUJIFILM INDONESIA juga SUZUKI MOTOR INDONESIA. Motor sebelumnya sudah dikirimkan menggunakan ekspedisi KI8 ke Malang setelah diservis besar oleh mekanik andalan Burgmanian Indonesia, Cang Udin Makasih ye Cang! Lalu setibanya di Kota Malang, motor dihandle oleh Om Iwan GBOO untuk dibuatkan crashbar supaya hatiku ndak deg deg ser saja kalau jatuh/rebah, big thanks to Juragan GBOO.

Aku menulis artikel ini diatas gerbong Kereta Api Gajayana jurusan Gambir-Malang. Kereta ini cukup nyaman dengan tiket Rp 520.000 di hari biasa. Berangkat pukul 17.40 ontime ,Joknya sudah reclining, ada colokan untuk charge handphone atau masak air (kalau dirimu ga tau diri 😂) juga legroom super luas sampai istriku kakinya gak sampai footrest. Ini adalah pengalaman pertamanya berpergian dengan kereta api. Sepertinya sih enjoy enjoy saja. Besok kereta akan merapat ke Malang pukul 9 pagi. Mungkin sarapan bakwan malang bakal haucekk nih!!

Dari kota Malang mungkin kami akan sedikit bergeser ke Batu, menikmati dinginnya kota Batu dan hangatnya warga Batu. Oh ya, perjalanan ini akan kami buat video-log nya loh. Jangan lupa juga untuk subscribe channel youtube kami di Theo_Randaru juga follow instagram @Theorandaru. Disanalah kami bakal bicara panjang lebar soal trip ini. See u tomorrow morning guys! God bless!!!

BURGMANIAN INDONESIA 4TH ANNIVERSARY “Berbagi untuk kebersamaan”

Sebelum disuntik mati oleh Suzuki Indonesia, penjualan skutik bongsor ini memang tak semengkilat rival rivalnya yang lain, sebut saja Xmax atau Forza. Tapi jangan pernah menganggap bahwa komunitasnya tak ada. Panggil mereka “Burgmanian Indonesia”.

04

“Sudah tahun ke empat (4) kami berdiri dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai ajang silahturahmi, sharing dan berkumpulnya para pengguna Suzuki Burgman berbagai cc, mulai dari 200, 250, sampai 650. Bahkan kawan kawan yang sudah berganti motor pun tetap ikut dan aktif sebagai Burgmanian, sekali Burgmanian selamanya akan tetap menjadi Burgmanian “ Ujar Kang Yusuf, Ketua Umum Burgmanian Indonesia

“Sekali Burgmanian selamanya akan tetap menjadi Burgmanian”

Komunitas yang mempunyai slogan “cuma Burgmanian yang bisa begini” ini nampaknya makin eksis di tahun ke-4 nya. Pada pagi hari Sabtu lalu (3/8) hampir 40 an motor meramaikan parkiran Cilandak Town Square untuk kemudian bergerak bersama sama ke Perumahan “Kampung Azkana” di bilangan Depok, Jawa Barat. Ternyata bukan hanya acara fun plintir gas saja, merekapun melakukan Syukuran potong tumpeng dan santunan kepada yatim piatu baik di venue acara kepada Yayasan yatim piatu Depok maupun melalui perwakilan rumah yatim piatu Pundi Amal, Larangan. Serangkaian pengundian doorprize pun makin membuat suasana hidup antara Burgmanian & tamu undangan. Ketua Panitia, Abie ketika ditanya tentang rangkaian acara ” Ini hanya perayaan sederhana saja dan bentuk ucapan syukur Burgmanian Indonesia sampai sekarang tetap eksis, intinya kita mau punya dampak baik juga kepada masyarakat umumnya, Burgmanian Indonesia bersama sama dengan sahabat sahabat komunitas lainnya berbagi sedikit rejeki kepada saudara saudara yang membutuhkan, . Setelah ini baru kita akan adakan Turing Anniversary dengan tujuan Bali yang dimulai pada tanggal 14 sampai 18 Agustus mendatang, ya sekalian turing kemerdekaan…”

Memang rasa kebersamaan dan berbagi tidak bisa lepas dari komunitas ini, buktinya acara ini dihadiri juga oleh wakil walikota Depok, Bpk Pradi Supriatna dan sahabat sahabat perwakilan dari komunitas Maxi Scooter, Kymco, Xmax Tangerang, Slow Blow, Kombo Indonesia, BigBike Suzuki, VStorm Indonesia, SymCI, MBC & lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semakin siang acara tampak meriah, pemotongan tumpeng diiringi lagu “selamat ulang tahun” dari band Jamrud menggema seantero Kampung Azkana, Depok. Acara pun ditutup oleh Penampilan Bapak Wakil Walikota dengan stand-up Comedy, lawakan jenaka dan sentilan sosialnya yang berhasil merangkai gelak tawa semua yang hadir. Ditunggu Pak jadwal turing bareng!

DSCF2693DSCF2649DSCF2622DSCF2618DSCF2617

hari ke 4, Semarang – Cirebon, lempeng bae! : Roadtrip report memutari separuh Pulau Jawa diatas skuter

Hari ke 4

peta semarang cirebon
236 kilometer dan hampir semuanya jalan lempeng alias lurus!

memang di itinerary perjalanan kami kali ini, bermalam di hotel adalah mandatory sedari hari pertama sampai terahkir, pertama kami stay di Bandung, lalu Purwokerto, Semarang dan terahkir kali di Cirebon. Kami sama sekali tidak membawa tenda (tendanya sudah rapuh, pemberian eiger dari tahun 2013), sleepingbag, flysheet bahkan matras untuk sekedar istirahat atau bermalam di spot spot asik sepanjang jalan. Kasur hotel menjadi teman yang baik, dan memanjakan kami, sehingga ketika pagi datang dan lelah masih terasa, rasanya, gravitasi bumi nampak kuat sekali menahan kepala kami untuk tetap tertidur dan bermalas malasan. Hari ini kami berencana meninggalkan Semarang, melalui pantura memasuki daerah Jawa Barat.

Pukul 10 Kami selesai menikmati sarapan di hotel, santai sejenak, mandi, bergegas dan sebagainya. motor kami parkir di basement hotel, lumayan olahraga menggotong backpack dan barang bawaan ke basement dari lantai 3.

Aku sebenarnya masih rindu kota ini. 4 tahun lebih berinteraksi dan menjadi warga kota ini, sudah banyak kenangan yang harusnya aku bisa playback dan bersyukur buat semua pencapaian kami saat ini, semua karena sang Maha Kuasa, aku hanya sebutir, atau dua butir lah jika badanku yang 1 kwintal ini dihitung, dua butir serpihan tak bernilai di dunia ini. Aku masi merindukan rasanya tahu gimbal, tahu petis,bandeng presto dan lain lain, duh Tuhan, aku rinduuuuuu…..uuwwwwwww…. namun waktu belum berpihak padaku.

Menjelang tengah hari, kami meninggalkan hotel dekat Polda Jateng ini menuju Karangayu, rumah nenek tercinta! mampir sebentar untuk bertegur sapa dan melepas kangen, terahkir kami bertemu ketika aku menikah tempo lalu. Beliau terheran mendengar ceritaku bagaimana kami meninggalkan Cilegon, bermotor berkeliling separuh pulau Jawa, hahaha! sampai bertanya ke istriku “Kok kamu mau diajak susahh sih sama Theo Nduk?!” hahaha, canda tawa dan gurauan ringan keluar ditengah obrolan kami, secara aku adalah cucu Nenek dari Ibukku yang paling tua dan mungkin paling bandel. sehat sehat yaaaaaaa Mbaahh Utii!!! We do love u so much!

kami pamit lewat tengah hari, dengan target, hari ini harus sampai Cirebon sebelum maghrib. Ya aku tau, biasanya aku tak pernah menarget harus sampai mana dan kemana, mengalir saja, semuanya berubah semenjak negara api menyeeee…, maksudku semenjak memiliki Istri, aku harus memikirkan bagaimana dia bisa tidur lelap dalam kenyamanan paling tinggi yang aku bisa berikan, bagaimana merancang perjalanan dengan jarak per hari yang tidak membuat istriku kelelahan, jalur yang tidak membosankan, enak dan asik, termasuk motor apa yang mempunyai jok boncengan yang nyaman, itulah kenapa Suzuki Burgman ini awet sekali di garasi. Aku sebenarnya memikirikan soal Kawasaki Versys 250, apakah boncengannya seasik burgman? entahlah, mengalir saja. Bukan tidak mungkin Sang Maha Kuasa malah dengan sengaja mengerjaiku, menaruh Kawasaki Vulcan atau seekor F6b di garasi kami,yaaa aku hanya bisa pasrah!. oke skip ngelabanya! karena aku bukan Parto apalagi eko patrio. hahaha…. asik! jalanan lengang, langit berawan teduh, tidak turun hujan, dan yang penting bensin terisi penuh, terimakasih Pertamina! Kami menghabiskan waktu berdua dengan mengobrol ngalur ngidul lewat interkom helm, membunuh waktu karena seperti kita ketahui bersama, jalur Pantura atau Pantai utara jawa ini relatif membosankan bagi banyak peturing, mungkin akan lebih santai jika kemarin kami finish di Solo atau Jogja dan kembali pulang dengan Kereta api, bis malam atau pesawat sementara si Buntel beristirahat berselimut kardus, didalam truk ekspedisi menuju Cilegon,…Jalanan sepanjang pantura didominasi jalur lurus, terkadang diisi lubang dengan diameter bervariasi yang super random letaknya, teman teman pasti pernah nonton benteng Takeshi dong? ini lebih random dan ngeselin daripada si botak yang ngipasin raja di acara itu.

Aku harus pintar pintar memutar grip gas dan tuas rem disini supaya berkendara dengan smooth dan tidak memaksa kinerja mesin dan rem melampaui titik maksimalnya, andai pakai CRF1000L versi DCT, aduh nikmat banget ini, matik dengan komposisi roda 21-18, nikmatnya sungguh paripurna!. Tapi balik lagi, kadang kita gatal ingin ngebut ketika liat jalanan kosong, apapun motornya, dan benar saja, seringnya aku melihat kami melaju 120-125Kpj di Spidometer buntel, sebuah angka yang bisa lama kupandangi, hanya di pantura, kalau di Cilegon sih 50Kpj saja bisa turun lagi, padat.

Daerah Kendal, Kaliwungu, Pemalang, Pekalongan sudah ada di belakang, kami hanya beristirahat di sebuah POM bensin untuk refueling dan menelfon keluarga di Cilegon yang geleng geleng kepala mengetahui kami belum pulang pulang. hahaha… Tepat setelah Maghrib kami memasuki Jawa Barat, Kota Cirebon mungkin tidak jauh lagi, sepelemparan batu kah?

Hujan deras mengguyur Cirebon sore itu, matahari sudah tak tampak dan kami harus mengisi perut yang kosong karena lupa makan siang. hahaha… sebelum tuparev aku ambil jalan belok kiri di perempatan besar dekat mall, lalu menemukan penjaja ketoprak yang genuine banget! kena deh, ahkirnya motor diparkirkan dekat gerobak, dan istriku cengir cengir sendiri karena ketoprak memang makanan favoritnya sedari kami pacaran dulu.

14 Tahun berlalu dan setelah menikah, nampaknya seleranya tidak berganti. sehat sehat ya Mi! biar kita bisa keliling Indonesia dan beranak pinak! wkwkwk… Hal hal sederhana seperti melihat istri tersenyum gembira, melihatnya lahap menikmati ketoprak, menikmati perjalanan yang aku rancang, lalu mengetahui kabar keluarga di Cilegon yang survive dan aman dari Tsunami di pesisir anyer kala itu, melihat Nenekku sehat, rumahnya tidak banjir, melihat sendiri bagaimana waktu berlalu dengan sangat cepat, membuatku tertegun dalam ramai, lupa akan beratnya pekerjaan, semua masalah sirna seketika! maksudku, Tuhan, ada berapa juta orang sih di muka bumi ini, dan Engkau masi sangat baik padaku? sementara aku sangat mudah untuk menghujatMu karena kesusahan sementara. pikiran itu terus ada dikepalaku sampai Kami tiba di Penginapan. Yaps kami memutuskan untuk bermalam di Cirebon sementara besok adalah hari terahkir kami cuti! jadi mau tidak mau, besok harus sampai Cilegon sebelum maghrib! supaya bisa recovery dan istirahat sejenak untuk kembali ke kenyataan.

Malam itu Kami tidur dalam damai, kedamaian karena mengetahui, at least we’ve each others, that’s the important things I should to know. Buntel parkir persis didepan kamar sebelum pengelola memberi tahu kami untuk menaruhnya dekat pos satpam saja, baiklah, memindahkan motor lebar, panjang dan berat menjadi penutup malam hari ini. Tak sawang sawang kok kotor banget kamu Buntel!!! besok sebelum berangkat aku harus ingat untuk menyeka windshield dan mika lampunya. good night everybody! we love u all!